Beberapa
studi menemukan pernikahan dan kesehatan memiliki keterkaitan. Dikatakan,
menikah mampu memengaruhi tingkat kesehatan seseorang daripada mereka yang
masih melajang. Sayang, penelitian terbaru berikut mematahkan asumsi tersebut.
Social
Science Quarterly menunjukkan, keterkaitan status hubungan dengan kesehatan
individu hanya berlaku pada usia pernikahan sepuluh tahun atau lebih.
Sementara, mereka yang belum mencapai angka tersebut, kesehatannya masih sangat
rentan. Khususnya kesehatan secara psikis.
Dmitry
Tumin, peneliti sosiologi dari Ohio State University, mengatakan, pasangan
menikah muda dan usia pernikahan yang masih muda melahirkan individu yang
terbilang lemah.
"Kesehatan
akan lebih baik pada pasangan yang sudah bersama-sama lebih dari sepuluh tahun,
tapi mereka (khususnya wanita yang menikah muda) tidak lebih sehat daripada
mereka yang masih melajang," kata Tumin.
Tumin
berpendapat, pernikahan menciptakan tanggung jawab dan tuntutan hidup yang
besar. Jika individu belum siap untuk menghadapi hal itu, maka kesehatan secara
psikis dan fisik rentan terganggu. Dalam penelitiannya, ia juga menemukan
individu yang melajang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan
kesehatan yang lebih baik.
"Khususnya
wanita, memiliki lebih banyak kebebasan sosial dan ekonomi. Bisa dikatakan
wanita melajang memiliki kesempatan lebih baik untuk memikirkan dirinya
sendiri, sehingga hidup mereka jadi lebih sehat," katanya.
Tumin
juga mencatat, pernikahan mungkin bisa menjadi faktor pemicu stres.
"Konflik pekerjaan dan keluarga akan meningkatkan tingkat stres dan
membuat individu tidak lebih sehat," ia menuntaskan dikutip dari Marie
Claire, Minggu (13/8/2017).
0 komentar:
Post a Comment